Senin, 02 Desember 2013

Contoh Makalah KTT APEC di Bali

Kali ini saya akan membahas tentang KTT APEC yang dilaksanakan di Bali.
1. Pengertian

APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik.
Dua puluh Kepala Pemerintahan yang tergabung dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) akan berkumpul di Nusa Dua, Bali, mulai 7-8 Oktober 2013 pada puncak Konferensi Tingkat Tinggi di Nusa Dua, Bali, 7-8 Oktober 2013.
“Ke 20 kepala pemerintahan ekonomi APEC dipastikan akan hadir, kecuali Taiwan yang akan diwakili oleh mantan wakil presidennya, Vincent Siew,” kata Direktur Kerja Sama Intrakawasan Asia-Pasifik Afrika, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arto Suryodipuro,  di Jakarta, Jumat (14/9/2013).
Para kepala pemerintahan itu antara lain Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
Adapun ke 21 anggota atau ekonomi APEC adalah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, Peru, Cile, Australia, Selandia Baru, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei, Malaysia, Papua Nugini, Cina, Hong Kong, dan Cina Taiwan atau Taipei.
APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik.

2. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC


KTT APEC diadakan setiap tahun di negara-negara anggota. Pertemuan pertama organisasi APEC diadakan di Canberra, Australia pada tahun 1989.
APEC menghasilkan "Deklarasi Bogor" pada KTT 1994 di Bogor yang bertujuan untuk menurunkan bea cuka hingga nol dan lima persen di lingkungan Asia Pasifik untuk negara maju paling lambat tahun 2010 dan untuk negara berkembang selambat-lambatnya tahun 2020.
Pada tahun 1997, KTT APEC diadakan di Vancouver, Kanada. Kontroversi timbul ketika kepolisian setempat menggunakan bubuk merica untuk meredakan aksi para pengunjuk rasa yang memprotes kehadiran Soeharto yang menjabat sebagai presiden Indonesia pada saat itu.
Pada tahun 2003, kepala organisasi Jemaah Islamiyah Riduan Isamuddin alias Hambali berencana melancarkan serangan pada KTT APEC di
Bangkok, Thailand. Hambali ditangkap di kota Ayutthaya oleh kepolisian setempat sebelum ia dapat melaksanakan serangan itu.
Pada tahun 2004, Chili menjadi negara Amerika Selatan pertama yang menjadi tuan rumah KTT APIndonesia Tuan Rumah KTT APEC 2013

3. Indonesia Menjadi Tuan Rumah KTT APEC 2013


Sebagai pemimpin dan tuan rumah APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) pada 2013 ini, Indonesia akan giat menghelat berbagai kegiatan terkait APEC. Salah satunya kegiatan utama APEC 2013 adalah KTT ke-21 APEC 2013 yang rencananya akan diselenggarakan di Bali  pada 5-7 Oktober 2013
Pada 2013 ini, tema APEC yang diusung Indonesia adalah “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth". Tema tersebut guna menjawab tantangan situasi dunia yang tengah berada dalam pengaruh krisis keuangan dan ekonomi dunia. Selain itu, tema tersebut juga untuk mendukung kepentingan Indonesia dengan membahas beberapa hal penting, yaitu: Attaining the Bogor Goals (mewujudkan Bogor Goals), Sustainable Growth with Equity (mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata), dan Promoting Connectivity (memperkuat konektivitas).
Bogor Goals sendiri merupakan goal yang dihasilkan pada APEC 1994 dimana  kala itu Indonesia menjadi tuan rumahnya. "Bogor Goals" inilah yang menjadi dasar perdagangan bebas dan investasi di kawasan Asia-
Pasifik sebelum tahun 2010 untuk anggota Ekonomi Maju dan sebelum tahun 2020 untuk anggota Ekonomi Berkembang. Demi mencapai Bogor Goals, APEC melandaskan kerja sama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu: liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, dan kerja sama ekonomi dan teknik (ECOTECH).
Sebagai pemimpin dan tuan rumah APEC 2013, Indonesia akan menjadikan kesempatan ini sebagai langkah untuk memajukan peran aktif Indonesia dalam memajukan ekonomi regional, mendorong investasi infrastruktur, membantu dan memastikan bahwa perdagangan internasional tetap terbuka bagi ekspor Indonesia, memperkuat kesiapsiagaan bencana, memperkuat peran UKM dan wanita dalam kegiatan ekonomi, serta mengutamakan isu kelautan di APEC. Tidak hanya itu saja, kesempatan ini juga digunakan Indonesia sebagai media ampuh untuk mempromosikan potensi pariwisata, kebudayaan daerah dan nasional.
Sebelum menuju Konferensi Tingkat Tinggi 2013 mendatang rencananya akan ada 44 pertemuan dari 26 sub-fora dan komite APEC diantara pertemuan tersebut. Indonesia juga akan menjadi tuang rumah untuk kegiatan pertemuan-pertemuan Anti-Corruption and Transparency Working Group (ACTWG), Policy Partnership on Food Security (PPFS), dan Counter-Terrorism Task Force (CTTF) yang akan berlansung selama tahun 2013 ini. Untuk mengawali tombak kepemimpinan Indonesia pada 25 Januari hingga 7 Februari 2013 lalu, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan First Senior Officials Meeting (SOM 1).
 Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama ekonomi Lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada 1989. APEC saat ini beranggotakan 21 Ekonomi, yaitu: Australia, Brunei Darussalam, Kanada, ChiIi, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Filipina, Papua New Guinea, Rusia, Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika Serikat, dan Vietnam.

4. Indonesia Tetapkan 3 Skala Prioritas dalam KTT APEC 2013

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan Indonesia menetapkan tiga prioritas dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) 2013 di Nusa Dua Bali.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato pembukaan KTT APEC di Bali (6/10).



5. Tujuh kesepakatan KTT APEC di BALI

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) mencapai puncaknya pada Selasa (8/10). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan tujuh hal yang menjadi sorotan dalam pertemuan tingkat tinggi 21 pimpinan negara anggota APEC.

Pertama, para pimpinan (leaders) negara anggota sepakat untuk melipatgandakan upaya untuk mencapai Bogor Goals pada 2020. Pimpinan berbagi pandangan bahwa semua ekonomi APEC harus memperoleh hasil dari kerja sama APEC.

Kedua, APEC sepakat untuk meningkatkan perdagangan intra APEC atau perdagangan intra daerah, melalui fasilitasi perdagangan, pembangunan kapasitas, dan fungsi sistem perdagangan multilateral. Referensi perdagangan multilateral merupakan pengakuan bahwa meskipun promosi,seperti kerjasama perdagangan intra APEC membawa manfaat konkrit untuk ekonomi APEC, keberhasilan rezim multilateral masih sangat kritis.

“Dalam hal ini, kami telah menyepakati deklarasi yang mendukung sistem perdagangan multilateral. Kami juga sepakat untuk memastikan keberhasilan pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) kesembilan pada Desember 2013 nanti di Bali,” ujar Presiden Yudhoyono dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10).

Ketiga, anggota APEC sepakat untuk mempercepat pembangunan fisik, institusional, dan konektivitas people to people. Dalam hal ini, lanskap strategis dan konektivitas akan menciptakan lebih banyak pekerjaan dan menjamin keamanan kerja.

Presiden Yudhoyono menyoroti bahwa konektivitas dapat membantu mengurangi biaya produksi dan transportasi, memperkuat rantai pasokan regional, dan meningkatkan iklim usaha di daerah. Pada saat yang sama, pembangunan infrastruktur dan konektivitas akan menciptakan lebih banyak pekerjaan dan menjamin keamanan kerja.

Keempat, anggota APEC mengeaskan kembali komitmennya untuk mencapai kekuatan yang seimbang, dalam hal pertumbuhan global, berkelanjutan dan inklusif. Dalam proses ini,anggota APEC sepakat untuk memfasilitasi partisipasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan wirausahawanperempuan. “UMKM adalah tulang punggung perekonomian kita,” ujar Presiden Yudhoyono.

Kelima, mengingat keterbatasan sumber daya. Anggota APEC bersepakat untuk bekerja sama meningkatkan pangan regional, energi, dansumber daya air. Upaya ini ditujukan untuk menanggapi tantangan pertumbuhan penduduk dan dampak negative perubahan iklim.Pada KTT di Bali ini, anggota-anggota APEC mulai melihat masalah ini secara holistic.

Keenam, anggota APEC sepakat untuk memastikan sinergi APEC dan saling melengkapi dalamhal kerja sama multilateral dan regional lainnya, misalnya KTT Asia Timur dan G20. Hal ini penting, kata Presiden Yudhoyono, untuk menciptakan arsitektur kemitraan ekonomi.

Ketujuh, anggota APEC sepakat untuk bekerja sama erat dengan sektor bisnis melalui APEC Business Advisory Council (ABAC) untuk mencapai tujuan perdagangan bebas dan terbuka, serta investasi. Kolaborasi yang kian dekat akan menghasilkan situasi yang win-win, terutama pada saat ekonomi globalbelum sepenuhnya pulih.

Secara keseluruhan, Presiden Yudhoyono menilai KTT APEC 2013 berhasil dan sangat produktif.


6.  Kepemimpinan Indonesia APEC 2013

Tonggak kepemimpinan Indonesia di kawasan Asia Pasifik dimulai dengan menjadi tuan rumah KTT APEC di Bogor 1994. Saat ini, Indonesia kembali dipercaya menjadi Ketua dan sekaligus tuan rumah pertemuan puncak KTT APEC pada 7-9 Oktober 2013 di Bali. Kepemimpinan Indonesia pada pertemuan KTT APEC 1994 di Bogor pada saat itu menghasilkan Bogor Goals yang bertujuan untuk menciptakan kawasan yang lebih terbuka di bidang perdagangan dan investasi melalui pengurangan dan penghapusan hambatan (barriers). Hal ini untuk meningkatkan kelancaran aliran barang, jasa dan modal dalam kawasan Asia Pasifik. Ditargetkan dalam Bogor-Goals hal ini tercapai diantara egara maju pada 2010 dan egara berkembang pada 2020. 
Tentunya, kondisi dan tantangan kawasan Asia Pasifik sangat berbeda bila dibandingkan 20 tahun yang lalu. Kepemimpinan Indonesia dalam KTT APEC 2013 akan menghadapi sejumlah tantangan terkait pemulihan ekonomi, menjaga pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, kesenjangan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Menjadikan kawasan Asia Pasifik berdaya tahan (resilient) sekaligus sebagai motor pertumbuhan ekonomi dunia bukanlah hal yang sederhana. Seperti kita ketahui, ekonomi dunia dalam 4-5 tahun terakhir mendapatkan goncangan (shock) akibat krisis Subprime-Mortgage di Amerika Serikat dan krisis utang di Eropa. Dua krisis ini membuat banyak egara dan kawasan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, tekanan terhadap ekspor, investasi, perdagangan dan indeks kepercayaan konsumen terjadi di banyak egara, termasuk egara-negara APEC. 
Bila pada 20 tahun yang lalu, pada KTT APEC 1994, kepemimpinan Indonesia mampu menghasilkan deklarasi ‘Bali Goals’ untuk mengakselerasi perdagangan dan investasi di Asia Pasifik, maka pada kali ini Kepemimpinan Indonesia ditunggu oleh dunia untuk mampu menjadikan kawasan ini lebih berdaya saing. Kunci dari hal ini adalah mewujudkan komitmen di setiap anggota APEC untuk mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonominya masing-masing. Capacity-building menjadi egar kerjasama dan kemitraan agar pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi dalam kawasan menjadi lebih berimbang dan merata. Dengan semakin terintegrasinya ekonomi masing-masing egara dan juga APEC dengan kawasan lainnya, maka kerjasama dan koordinasi pengambil kebijakan menjadi keharusan.
Oleh karenanya, menjelang pertemuan puncak di Bali pada bulan Oktober 2013, serangkaian pertemuan tingkat Menteri dan Senior Officer Meeting (SOM) egara-negara anggota APEC yang dilakukan di Jakarta, Medan, Surabaya dan Bali. Serangkaian pertemuan persiapan ini membahas tema terkait dengan perdagangan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan isu-isu ekonomi-keuangan dunia dan kawasan Asia Pasifik.  Semangat kolektif 21 negara anggota APEC untuk mempercepat pemulihan ekonomi dunia menjadi modal untuk menjadikan kawasan ini sebagai motor pertumbuhan ekononomi dunia. Perdagangan dan investasi menjadi egar kerjasama kawasan dengan mengedepankan prinsip ‘open-dialogue’ dan ‘equal respect’ antar anggota. Keputusan yang diambil berdasarkan egarac dan kesepakatan bersama tanpa paksaan menjadikan APEC sebagai forum koordinasi kebijakan yang kuat di kawasan.
Arti penting kawasan ini bagi perekonomian dunia sangatlah penting. Mengingat ke-21 negara APEC memiliki egara 40 persen populasi dunia, egara 55 persen PDB dunia dan memiliki nilai perdagangan egara 44 persen perdagangan dunia. Semenjak KTT APEC di Bogor, forum kerjasama ini telah mampu menurunkan rata-ratat egara dari sebesar 16.9 persen pada 1989 menjadi 5.7 persen pada tahun 2011. Sementara itu hambatan non-tarif juga dapat dikurangi secara substansial semenjak APEC didirikan. Forum kerjasama APEC juga telah memperluas kerjasama dibidang lain seperti penanganan terorisme, kelautan, egara, penyakit menular, perubahan iklim, teknologi-inovasi dan isu-isu fundamental lainnya.
Keketuaan Indonesia dalam forum ini juga akan menjembatani kepentingan egara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia. Dalam keanggotaan APEC terdapat sejumlah kekuatan ekonomi terbesar dunia yang tergabung dalam forum G-20 seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia dan Korea Selatan. Pada tahun 2012, China dan Indonesia merupakan dua egara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi baik diantara egara-negara APEC maupun G20. Ketika Indonesia berperan aktif memimpin penguatan ekonomi kawasan APEC berarti secara tidak langsung Indonesia membantu penguatan ekonomi dunia. Begitu juga ketika kawasan APEC meningkatkan perdagangan dan investasi maka spillover terhadap ekonomi dunia akan sangat besar.
Keketuaan Indonesia tidak hanya terfokus untuk membantu egara-negara maju di Asia Pasifik saja. Prinsip pembangunan ekonomi yang lebih merata dan seimbang (equitable development) juga menjadi pilar penting dalam APEC. Terlebih lagi setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Co-Chair penyusunan agenda Pembangunan Dunia Pasca MDGs 2015. Semangat untuk membantu dan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih merata dan berkeadilan (fair) juga menjadi skala prioritas. Negara-negara anggota APEC seperti Papua Nugini, Chili, Peru dan Vietnam perlu peningkatan capacity building dan technical assistance untuk bisa maju bersama-sama. Perdagangan dunia tidak hanya ‘free’ tetapi juga perlu mengedepankan prinsip ‘fair’.
Tentunya menjadikan kawasan Asia Pasifik lebih kokoh sulit dilakukan tanpa adanya peningkatan konektivitas (connectivity) baik bersifat fisik maupun non-fisik. Konektivitas fisik dapat berupa peningkatan sarana dan kualitas egara transportasi dan egarac kawasan. Pelabuhan, bandara udara, moda transportasi, fasilitas bongkar muat dan kualitas pelabuhan akan terus ditingkatkan. Selain itu juga, koordinasi kebijakan (non physical connectivity), penyederhanaan perijinan, egara IT dan basis data juga menjadi tema pembahasan penting untuk mewujudkan kawasan yang berdaya saing.

Kepemimpinan Indonesia dalam forum ini merupakan bentuk kepercayaan dunia dan kesempatan bagi kita semua untuk menjalankan amanat konstitusi. Seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dimana dibentuknya egara Indonesia salah satunya adalah untuk ‘..mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamain abadi dan keadilan negara..’. Oleh karenanya mari kita dukung dan support keketuaan Indonesia dan tuan rumah dalam KTT APEC 2013 di Bali. Keterlibatan aktif akademisi, praktisi, dunia usaha, LSM, media dan masyarakat untuk menyukseskan KTT APEC 2013 akan menjadikan bangsa dan egara ini semakin disegani dan semakin memainkan peranan penting dalam pembentukan peradaban dan tatanan dunia yang lebih baik, adil dan merata. 

0 komentar:

Posting Komentar